JAKARTA,SINERGISATU.COM-Kemerdekaan merangkum aspirasi dan kehendak rakyat Indonesia untuk menjadi bangsa yang berdaulat, mandiri, maju, dan berkeadilan sosial. Nilai-nilai tersebut seharusnya senantiasa kita tanamkan dan lestarikan sebagai roh , paradigma, dan mainstream dalam setiap upaya pembangunan di berbagai sektor, termasuk pembangunan sektor industri di bidang sumber daya alam. Hal ini disampaikan Dewan Pembina Yayasan Mitra Sejahtera Indonesia (MSI) Hilman Hakim dalam dalam sebuah refleksi singkatnya memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-78 yang dirayakan pada tanggal 17 Agustus 2023.
Dikatakan, bahwa Indonesia salah satu negara dengan alam yang begitu subur dan kay. Harusnya kita mampu menghalau kemiskinan, kelaparan bahkan jauh dari masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggungnya pertumbuhan pada anak-generasi penerus bangsa ini.
Sebagaimana diketahui, pemerintah dalam Siaran Pers: 05/SP/VII/Humas/2023 dikutip dari situs resmi Kementerian Sekretariat Negara RI, peringatan kemerdekaan tahun ini mengusung tema “Terus Melaju untuk Indonesia Maju”.
Menurutnya,di usia ke-78 Kemandirian dan kedaulatan industri dalam negeri juga harus ditopang atau didukung dengan perubahan mindset dan perilaku. Sebab, pengelolaan hasil industri pertambangan misalnya di bidang nikel atau lainnya tidak diekspor dalam bentuk gelondongan atau bahan mentah tapi yang akan menguntungan pihak penerima impor. Sebab, kalau dikelola dengan baik dengan memproduksi dalam negeri maka hasilnya jauh lebih besar atau keuntungan berlipatganda.
“Ya ini tergantung dari para pelaku usaha, mentalitas yang mau ‘serba instan’ dan ‘tidak mau repo’ membuat praktik impor menjadi budaya ketergantungan dalam praktik pembangunan kita. Maka itu, pencerahan dan dorongan perlu diberikan agar ada transformasi pelaku usaha dari semula pedagang menjadi industrialis, dari berorientasi impor menjadi berorientasi produksi,” kata Hilman.
Dijelaskan, bahwa dampak globalisasi dan kemajuan teknologi telah menciptakan budaya konsumtif dan membuka luas akses masyarakat terhadap produk-produk impor.
“Nah, disinilah dibutuhkan edukasi dan pemberdayaan yang perlu ditingkatkan agar tumbuh watak kewirausahaan di tengah masyarakat sehingga mereka memiliki minat untuk masuk ke sektor industri pengolahan, melalui kewirausahaan baru atau industri kecil. Selain itu, pendidikan atau kampanye guna menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan masyarakat terhadap produk-produk dalam negeri. Mestinya masyarakat disadarkan bahwa mendahulukan penggunaan produksi dalam negeri adalah perbuatan yang terpuji dan patriotik. Itulah manfaatnya tagline ‘Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia-cinta produk Indonesia’, imbuh Hilman Hakim.
Masih kata pria asal Sumatera Barat ini, bahwa tema “Terus Melaju untuk Indonesia Maju” ini merefleksikan semangat bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan perjuangan dan pembangunan, berkolaborasi bersama memanfaatkan momentum ini demi terwujudnya Indonesia maju.
“Jadi, hari kemerdekaan Indonesia tahun ini mengajak seluruh elemen bangsa untuk melaju bersama dan menggelorakan semangat perjuangan yang belum berakhir. Sebut saja di bidang olahraga estafet, yang merefleksikan semangat kolektif, berharmoni, berkolaborasi serta sinkronisasi irama gerak dan sinergi pikiran, dari tiap-tiap atlet untuk mencapai tujuan. Ini adalah energi gerak untuk bangsa Indonesia, agar terus melaju untuk Indonesia maju,” kata Hilman dalam sebuah wawancara di Jakarta.
Hilman juga mengingatkan tema HUT RI Ke-78 yakni “Terus Melaju untuk Indonesia Maju” jangan sampai hanya slogan di seremonial 17 Agustusan saja tapi harus benar-benar direalisasikan apa yang telah direncanakan oleh pemerintah.
Tema ini harus menjadi semangat bagi pembangunan di bidang sumber daya energi bagi bangsa yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang cukup besar ini. Bersyukur kepada Tuhan karena Indonesia diberikan sumber daya alam yang berlimpah. Oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Indonesia itu masuk 5 besar negara yang paling kaya di dunia. Nah,sekarang bagaimana kemampuan kita untuk mengelola sumber daya alam itu sendiri. Dan memang banyak sumber daya alam yang tidak terdapat di negara lain,tapi Indonesia memiliki segalanya.”
Hilman mengatakan, banyak materi yang sangat jarang di dunia tapi ada di Indonesia dan harganya sangat mahal. Hal tersebut karena sangat dibutuhkan entah itu bahan untuk pembuatan komputer maupun nuklir.
Namun, karena keterbatasan pengetahua dan tenaga-tenaga ahli, sehingga material-material yang bernilai tinggi itu hanya dikelola di level home industri,seperti nikel atau perak untuk asesoris dan lain sebagainya.
Dijelaskan Hilman Hakim, Indonesia hanya bertumbuh dengan sumber daya alam dan tidak berusaha untuk mulai mencari sumber energi dari yang terbarukan itu. Sehingga kata dia, suatu saat sumber daya alam itu suka atau tidak suka dengan hadir negara-negara maju itu sudah mulai secara besar-besaran mengelola sumber-sumber energi dari dari energi energi baru dan terbarukan.
Ia mencontohkan, seperti energi dari matahari energi, mata aingin,air laut. Sehingga Indonesia harus memikirkan dan mengimplementasikan teknologi tersebut. Sumber daya-sumber daya alam seperti yang disebut di atas memerlukan teknologi yang tinggi, memerlukan sistem-sistem atau orang-orang yang juga punya kemampuan dan punya pengetahuan yang cukup.
“Kita berharap, semoga Indonesia terus dapat maju dengan baik dengan mulai mengelola sumber daya energi baru terbarukan itu,” imbuhnya berharap.
Hilman juga berpesan agar pembangunan di bidang industri mampu menaikan daya saing Indonesia di mata asing.
“Harapannya bahwa, pembangunan dari desa, pinggiran, dan daerah terluar pun benar-benar diperhatikan sehingga tidak lagi terjadi ketimpangan di wilayah Indonesia Timur dan Barat. Jangan sampai kemajuan dan pemerataan hanya terjadi di Indonesia bagian barat.Padahal kekayaan sumber daya alam lebih banyak di wilayah Indonesia Timur. Semoga di usia ke-78 tahun ini akan lebih baik,sejahtera rakyatnya,rukun,damai dan semakin harmonis.”
“Tema ini juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk melanjutkan pembangunan dengan semangat estafet, yaitu saling bekerja sama, berkolaborasi, dan bersinergi untuk mencapai tujuan bersama. Ini (teman-red) juga menunjukkan bahwa Indonesia telah mencapai banyak prestasi yang membuat posisi Indonesia menguntungkan dalam melanjutkan gerak pembangunan negara. “tutupnya. **
Editor : Farel Lewuk.