SINERGISATU.Com-Atambua- Jelang berakhirnya puasa Ramadan 1443 Hijriah tahun ini (2022), ada ceritera menarik dan sungguh berkesan di lingkungan keluarga besar SMK St.Yosef Nenuk, Atambua, daerah perbatasan NKRI-Timor Leste,Jumat 29 April 2022 petang.
SMK ini sebelumnya bernama STM (Sekolah teknik Mesin) berdiri sejak 1969.Artinya usianya sudah melewati setengah abad.
Ceriteranya, pada Jumat 29 April pukul 17.45 Wita, STM yang kini berganti menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tersebut menggelar acara buka puasa bersama dengan dua orang peserta didiknya yang beragama Islam.
Dua siswa tersebut adalah Ady Firmansya,siswa kelas X dari jurusan Kontruksi Gedung Sanitasi dan Perawatan (KGSP) dan Melkianus Bere kelas X dari jurusan Teknik Manajemen dan Perawatan Otomotif (TMPO).
Merajut toleransi, merekat persaudaraan
Kira-kira demikian makna dan pesan yang bisa kita tangkap,kita maknai dari acara yang menurut salah satu pendidik di SMK ST.Yosef Nenuk baru pertama kali dilaksanakan.
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah SMK Katolik St.Yosef Nenuk, Pater Petrus Dile Bataona, SVD mengatakan, bahwa kegiatan ini diselenggarakan sebagai wujud toleransi sekolah kepada peserta didik yang beragama Islam.
“Sore hari ini adalah Jumat terakhir dalam masa puasa untuk saudara-saudara kita yang menjalankan ibadah puasa. Tinggal menghitung beberapa hari lagi untuk memasuki hari besar hari akbar Idul Fitri. Atas dasar inilah, sekolah mengambil inisiatif sehingga sore hari ini berbuka puasa bersama kedua teman, anak dan adik kita Ady Firmansya dan Melkianus Bere,”kata Kepala Sekolah, P. Petrus Dile Bataona,SVD.
Lanjutnya, acara tersebut merupakan wujud toleransi, kepedulian dan keberpihakan kita dan merasa hormat kepada kedua teman, anak dan adik kita yang Muslim yang bergabung di lembaga pendidikan SMK Katolik St.Yosef Nenuk.
“Ady dan Melki, di sini semua teman-temanmu beragama Katolik dan Kristen. Semua berpartisipasi mau ikut merasakan sukacita dan kegembiraaan untuk beribadah bersama meskipun tidak semua dan tidak sepanjang waktu puasa ini, tapi hikmah yang mau kita bangun, kesan yang kita rasakan adalah kita mau mengukir suatu toleransi yang mempunyai makna persaudaraan, kekerabatan dan kekeluargaan,” ujarnya menguatkan.
“Keyakinan kita boleh berbeda, tetapi semua dipersatukan dibawah naungan lembaga pendidikan. Itu artinya bahwa lembaga pendidikan SMK Katolik Nenuk tidak memandang perbedaan-perbedaan,”imbuhnya, dilansir dari laman berita fortuna.
Bahwa, keunikan dan perbedaaan janganlah dilihat sebagai hal yang memisahkan atau memecah belah tapi merupakan suatu kekayaan pada lembaga pendidikan itu.
“Dari latar belakang yang berbeda-beda ini kita simpulkan menjadi satu di lembaga pendidikan ini dibawah semangat persaudaraan dan kekeluargaan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Pembina Asrama, Pater Joanes Lewar, SVD mengungkapkan, bahwa seperti tahun-tahun sebelumnya pihak asrama telah menyiapkan tempat bagi mereka untuk beribadah.
Selama ini, tambah Pater Jhon, Kesannya mereka berdua diperlakukan dengan baik. Jika mereka bertahan bersekolah di sini maka akan kita siapkan tempat khusus bagi mereka untuk melakukan ibadah.
“Secara khusus pada hari puasa, setiap hari kita berikan kesempatan kepada mereka untuk beribadah. Sore pulang ke rumah, dan pagi mereka datang mengikuti kegiatan sekolah seperti biasanya,” ujar Joanes Lewar, SVD.
Bukber Pertama kali di SMK St. Yosef Nenuk.
Kegiatan berbuka puasa bersama (bukber) ini diapresiasi oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Stefanus Sintidu. Menurutnya, selama 20 tahun berkarya di lembaga pendidikan ini, acara buka puasa bersama adalah hal baru dan pertama baginya.
“29 April 2022 merupakan momentum bersejarah bagi saya sebagai Wakasek Kesiswaan, karena untuk acara buka puasa bersama baru terjadi,”kisah Stef.
Menurutnya, STM Nenuk (sebelum jadi SMK-red), selalu dikenal sebagai sekolah Katolik tetapi sudah plural dari dulu. Artinya angkatan-angkatan sebelumnya beragama Muslim. Selama ini ada satu dua siswa ada yang beragama Muslim tapi untuk buka puasa bersama belum ada. Adapun, salah satu faktor mungkin keterbukaan dari anak-anak dan orang tua bahwa ada puasa.
Nah, bagi mereka yang berpuasa, diberikan kesempatan bahkan bisa pulang rumah (melaksanakan ibadah puasa ramadan-red) .
Tahun ini mungkin rahmat juga dari Pater Kepsek yang berkomunikasi dengan anak-anak dari hati ke hati, sehingga pada akhirnya sekolah berinisiatif dan mengadakan buka puasa bersama.
“Sebagai kesiswaan, saya mengakui sangat senang karena hal ini merupakan bentuk sosialisasi kepada khalayak umum yang belum mengetahui tentang STM Nenuk,” kisah pria asal Uarau,Kabupaten Malaka ini.
Kesan serupa disampaikan Ady Firmansya, siswa kelas X dari jurusan Kontruksi Gedung Sanitasi dan Perawatan (KGSP). Usai berbuka puasa bersama, dirinya mengakui sangat senang.
“Saya berterima kasih kepada keluarga besar SMK Katolik St.Yosef Nenuk yang telah mengadakan acara buka puasa bersama. Jujur, saya sangat berterimakasih kepada Pater Kepsek, Pater Rektor, Pater Pembina, Bruder, Suster dan bapak ibu guru yang telah menyiapkan acara buka puasa bersama ini,” kisah Ady Firmansyah dengan bangga dan bahagia. **
Sinergisatu.com mengucapkan “Selamat Merayakan Idul Fitri 1443 Hijriah” untuk adik Ady Firmansya dan Melkianus Bere. Tetap semangat dan sukses selalu.
Editor : domi lewuk (koplingpolitik123@gmail.com)