JAKARTA,SINERGISATU.COM- Ketua Yayasan Mitra Sejahtera Indonesia (MSI) Rivano Osmar, mengingatkan supaya pemerintah harus mengutamakan petani dan nelayan agar ketersediaan beras dan kebutuhan pangan lainnya tercukupi.
“Pemerintah harus semaksimal mungkin memberdayakan masyarakat petani,terutama petani penghasil beras. Karena Indonesia ini merupakan negara agraris. Kita dikenal negara penghasil beras.jangan sampai rakyat tidak bisa lagi makan makanan pokok utamanya beras atau nasi,” kata alumni Fakusltas Ekonomi Universitas Indonesia ini kepada Sinergisatu.com, di Jakarta, Sabtu (13/10/2023).
“Pemerintah harus benar-benar mengantisipasi ketahanan pangan dalam hal ini dengan membedayakan petani beras. Salah satu kesulitan masyarakat petani saat ini adalah soal pendistribusian pupuk yang tidak merata bagi masyarakat petani. Kelangkaan pupuk menjadi salah satu penyebab petahi gagal panen.Di samping itu soal El Nino. Sumber Reuters menyebut bahwa El Nino terjadi karena perairan menjadi sangat hangat di Pasifik timur. Nah, kondisi ini terbentuk setelah angin pasat yang bertiup dari timur ke barat di sepanjang Pasifik khatulistiwa menjadi lambat atau berbalik arah seiring dengan perubahan tekanan udara,” sambung Rivano.
Karena itu, kata Rivano, pemerintah harus mengantisipasi kebutuhan beras di dalam negeri. Sebab, negara-negara pengekspor yang sebelumnya biasa kita impor dari mereka pastinya akan fokus pada ketersediaan pangan beras bagi negaranya masing-masing.
Pernyataan Rivano ini menanggapi keterangan Kepala Bulog Budi Waseso, dimana ketersediaan bras di gudang bulog berkrang ata tidak mencukupi sehingga harus mengantisipasinya dengan mengimpor beras dari luar negeri.
“Karena ketersediaan beras di gudang Bulog Jakarta tak cukup,sehingga Kepala Bulog Budi Waseso mengatakan akan mengambil atau mengimpor dari Cina. Negara ini (Cna) lah yang paling memungkinkan Indonesia melakukan impor beras,yang kalau tak salah akan ada 1 juta ton,” ujar Rivano mengutip pernyataan Budi Waseso akhir September 2023 lalu.
Rivano menyebut, sebelumnya Indonesia biasanya mengimpor beras dari negara Thailand, Vietnam. Tapi saat ini tentu saja mereka harus memenuhi kebutuhan dalam neger mereka.
” Sudah sejak lama kami pernah katakan, bahwa pemerintah mulailah memberdayakan pertanian menjadi sektor yang benar-benar penting. Mengapa? karena saat ini hampr 280 juta orang rakyat kita ini ketergantungan pada nasi. Sangat sulit sekali kalau kita tidak mendapatkan pasokan beras yang cukup,”kata dia.
Terkat pernyataan sejumlah pejabat mengimbuh rakyat makan makanan non beras, Rivan mengatakan hal tersebut tidaklah mdah.
“Bag mka yang sudah terbasa makan makanan nn beras itu tidak masalah, tapi jka blum terbiasa,maka itu sangat sulit,” kata Rivano.
Selain itu, Rivano juga mengingatkan agar proses pengimpor harus benar-benar dicek, jangan sampai beras yang diimpor tidak berkualitas. Bukan ahasa umum lagi, skaang ada yang namanya beras plastk yang beredar di pasar. “Ini sangat berbahaya. Jangan sampa hal demikian terulang kembali,”pinta Rivano.
“Sebagai masyarakat biasa, saya pun berharap agar nantinya ada impor beras, maka bahannya pun benar-benar berkualitas. Jangan lagi ada keluhan masyarakat bahwa beras mengandung ulat atau apapun yang tak layak dikonsumsi,” kata Rivano. ** DS.