banner 728x250

Israel, Sepak Bola, dan Mabuk Agama

Peter Lewuk
banner 120x600
banner 468x60

Oleh Peter Lewuk

MUNGKIN secara guyon, kesan pertama ketika membaca judul tulisan ini adalah “Israel sedang bermain sepak bola sambil mabuk agama”. Tentu saja tidak demikian, melainkan saya ingin menyoroti dan mengeritik sementara golongan manusia di dunia ini yang mengidap “virus kebencian-irasional-akut” terhadap Israel, terutama berkaitan dengan konflik Israel-Palestina.

banner 325x300

Sebagaimana diketaui, pada tanggal 20 Mei-11 Juni 2023, Indonesia akan menjadi tuan rumah perhelatan Piala Dunia U-20. Dalam perhelatan terebut, Timnas Israel U-20 dipastikan akan ikut berlaga di final Piala Dunia U-20. Apalagi FIFA (Federation of International Football Association) menegaskan bahwa negara mana pun yang masuk Piala Dunia U-20 harus bertanding di Indonesia. Sementara pemerintah Indonesia sendiri tidak ada masalah dengan keikutsertaan Timnas Israel U-20 yang akan datang ke Indonesia. Indonesia siap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Politik dan Sepak Bola

Nah, yang menjadi masalah adalah ada pihak-pihak yang mengaitkan politik dan agama dengan sepak bola. Seperti dilaporkan oleh TEMPO.com, Timnas Israel U-20 ditolak oleh BDS (Boycott, Divestment, and Sanction), sebuah gerakan kampenye global bertujuan menekan Israel secara ekonomi dan politik untuk menghentikan pendudukan dan kolonisasi Israel terhadap tanah Palestina. Dalam laman bdsmovement.net, disebutkan bahwa keterlibatan Israel dalam Piala Dunia U-20 harus ditolak, karena ditemukan fakta bahwa Timnas Israel secara aktif melibatkan klub-klub dari pemukiman illegal milik Israel di Tepi Barat.

BDS Indonesia menilai bahwa tindakan Israel itu dapat digolongkan sebagai tindakan apartheid dari pemerintah Israel atas Palestina. Temuan lain adalah Israel menghalangi aktivitas para atlet Palestina, juga berulang kali menghancurkan fasilitas olah raga Palestina. Tindakan Israel itu jelas akan menghalangi Palestina untuk berpartisipasi dalam kegiatan olah raga internasional.

Menurut BDS Indonesia, telah lama Indonesia berkomitmen mendukung Palestina Mereka, sehingga bila pemerintah Indonesia memberikan visa kepada Timnas Israel U-20 untuk datang ke Indonesia, maka hal itu sama dengan Indonesia mendukung rezim apartheid.

Ya, saya memang tidak heran tentang sikap BDS Indonesia seperti itu, karena memang jelas-jelas dalam pernyataan tersebut, gerakan BDS mengaitkan sepak bola dengan politik. Padahal FIFA telah menegaskan bahwa olah raga tidak boleh dicampuradukkan dengan politik. Setiap negara yang tergabung dalam FIFA wajib mengikuti turnamen olah raga, meskipun negara yang menjadi tuan rumah tidak memiliki hubungan bilateral dengan negara, tertentu, peserta turnamen.

Sejarah dunia ini sudah memasuki milenium ketiga, tetapi saya heran karena masih saja ada sementara orang Indonesia yang kolot, primitif, dan tetap terus-menerus memelihara dendam kesumat irasional tak berkesudahan terhadap Israel, padahal apa yang akan dirugikan oleh Israel terhadap Indonesia dengan datangnya Timnas Israel U-20 ke sini?

Mereka mengafirkan orang Yahui-Israel, tetapi sebaliknya menggunakan produk-produk kafir yang dihasilkan otak Yahudi-Israel yang cemerlang itu. Ya, orangnya kafir dan haram, tetapi produknya boleh. Apakah mereka tidak sadar bahwa dunia internasional bisa saja mencap Indonesia bersikap diskriminatif bila melarang Timnas Israel berlaga di final Piala Dunia U-20, pada 2023 nanti?

Agama dan Sepak Bola

Dari pemberitaan GenPI.com (26/6/’22) diketahui bahwa PA 212 akan mengepung Timnas Israel U-20 di Bandara, bila pemerintah mengizinkan Timnas Israel itu bermain di Idonesia. Bahkan stadion tempat dilangsungkan pertandingan dan hotel tempat Timnas Israel menginap akan diblokir. Hal tersebut mudah dilakukan karena PA 212 telah berpengalaman ketika menjemput Imam Besar Rizieq Shihab yang baru pulang dari luar negeri beberapa waktu lalu.

Adapun alasan PA 212 menolak Timnas Israel U-20, karena Israel adalah penjahat perang. Israel terus menyerang Palestina. Israel seharusnya tidak perlu ke Inodnesia, karena negeri ini mayoritas penduduknya beragama Islam. Umat Islam Indonesia akan memberikan reaksi yang tegas, apabila Timnas Israel membawa bendera Israel dan lambang negara Israel. Itulah kurang lebih alasan dan pendapat PA 212. Apakah ini adalah gertak sambal semata ataukah benar-benar akan dilakukan oleh PA 212, kita lihat saja tahun depan.

Dalam kehidupan sehari-hari, Anda tentu tahu bagaimana perilaku orang yang mabuk karena mengonsumsi minuman keras. Logikanya tidak bekerja, kalau bicara ngawur, gampang tersinggung dan marah, bila perlu berkelahi, suka bikin gaduh, susah dinasihati, dan sebagainya. Mabuk jenis ini biasanya berlangsung tidak lama. Ketika mabuknya hilang, dia kembali nomal seperti biasa.

Lain halnya kalau orang yang ‘mabuk agama akut’. Mabuk jenis ini bisa dibawa sampai mati, terutama menyangkut keimanan akan tahuid dan aqida. Para pemabuk agama akut akan memberhalakan agamanya dan memahabenarkan agama sendiri, kemudian dibela secara buta, bila perlu hingga mati syahid. Para pemabuk agama akut sulit sekali bertoleransi, sangat fundamentalistik, dan radikalis. Para pemabuk agama akut mudah mentakfiri orang lain yang tidak seagama dengan mereka.

Ahistorisme

Nah, kembali ke Yahudi-Israel dan kasta kadrun pemabuk agama akut!  Sungguh di luar nalar sehat saya, mengapa masih saja ada pihak yang secara terus-menerus berternak kebencian irasional akut terhadap Yahudi-Israel? Menurut saya, kemabukan agama akut itu berakar dalam “ahistorisme”, suatu “virus ketidakjujuran historis”, yang terus menular sejak abad ketujuh Masehi hingga milenium ketiga ini.

Kalau kita bicara soal “siapa menjajah siapa” pada kurun zaman-zaman Masehi, maka pertanyaan paling krusial adalah: Siapakah yang terlebih dahulu menjajah siapa? Bukankah sejarah mencatat bahwa pada abad ketujuh Masehi, Arab-Islam terlebih dahulu menjajah dan mengusir Yahudi-Israel dari Palestina, sehingga mereka harus menjalani “masa pembuangan zaman Masehi” ke Eropa, Amerika, Asia, dan Timur Tengah?

Cilakanya, fakta sejarah tersebut di atas terus-menerus disangkal secara sistematis dengan menyebarkan “kebohongan publik” atau “kebohongan global” bahwa Israel adalah penjajah dan penjahat besar atas Palestina, sehingga seluruh dunia percaya bahwa Israel-Yahudi adalah “Lucifer Besar” yang kelihatan di muka bumi ini dan menjajah Palestina. Padahal baik Palestina maupun Israel sama-sama saling menjajah dan saling jahat satu terhadap yang lain.

Bukankah ketika mula pertama menyebarkan agama Islam ke Palestina dan Suriah, Khalifah Umar bin Khatab “merampas” kota Yerusalem” pada abad ketujuh Masehi? Saya katakan “merampas” karena tidak mungkin pada tahun 638 M, Patriark Sophronius secara suka-rela memberikan kota Yerusalem kepada Khalifah Umar bin Khatab.  Tahukah Anda sebelum abad ketujuh Masehi, hanya ada agama Yahudi dan Kristen di Palestina, juga mungkin agama suku setempat? Agama Islam yang secara kelembagaan lahirnya di kemudian hari, baru datang ke Palestina belakangan melalui perang dan pedang?

Pertanyaan krusial selanjutnya adalah: Apa yang dialukan oleh Arab-Islam-Palestina sepanjang seribu tahun tiga abad, dihitung mulai 638 M manakala Yerusalem dirampok Khalifah Umat bin Khatab hingga tahun 1948 manakala Israel memproklamasikan diri sebagai negara merdeka setelah gerakan zionisme yaitu gerakan kembali ke Sion untuk membangun kembali Yerusalem dan Bait Suci?

Selama hampir satu setengah milenium, ternyata “kecerdasan” orang Palestina “tidak” digunakan menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk memodernisasi tanah sengketa tersebut. Sementara sebaliknya, Yahudi-Israel yang hidup di pembuangan membekali diri dengan menggunakan otak cemerlang mereka untuk menghasilkan ilmu pengetahuan, tekonologi, bisnis dan keuangan, mengembangkan ‘Lobi Yahudi” dan kegiatan intelijen.

Nah sekarang saya mau kasih tahu Anda, bahwa “kegiatan intelijen pertama di dunia” ini justru diciptakan oleh YHWH bersama Musa-Harun dan bangsa Israel, tatkala Israel hendak menduduki Tanah Terjanji Kanaan (Palestina-Israel moden). YHWH meminta Musa mengutus dua belas orang masing-masing merupakan kepala suku-suku Israel untuk melakukan kegiatan intelijen di Kanaan, kemudian hasil kegiatan intelijen itu dilaporkan kepada Musa-Harun untuk pengaturan strategi penyerangan Kanaan. Sekarang ini MOSSAD adalah salah satu badan intelijen milik Israel yang disegani dunia.

Setelah lama membekali diri di pembuangan, mereka kembali ke Sion, dan berhasil merebut kembali tanah mereka yang dulu dirampok dan diduduki oleh penjajah pada abad ketujuh Masehi, kemudian melakukan modernisasi dan sekularisasi, sehingga menghasilkan susu dan madu sesuai dengan berkat yang dijanjikan YHWH, TUHAN, Allah Juruselamat Israel. YHWH mempunyai hak prerogatif untuk memberikan tanah Kanaan ciptaan-Nya itu kepada bangsa yang dipilih-Nya, yaitu Israel.

Rupanya, selama hampir satu setengah milenium YHWH “membekukan kecerdasan” orang Palestina dan tidak mengizinkan Palestina membangun dirinya dalam segala bidang, karena tanah milik YHWH itu akan dimodernisasi dan disekularisasi oleh Yahudi-Israel setelah mereka kembali dari pembuangan zaman Masehi, sebagaimana dikehendaki oleh YHWH.  Ini fakta sejarah yang tidak bisa dibantah. Israel-Yahudi memang menikmati susu dan madu, simbol kesejahteraan, berkat kecanggihan otak mereka mengolah tanah terjanji yang sebagiannya kering kerontang itu.

Falasia Logika Teologis

Ahistorisme sistematis tersebut di atas kemudian diberi pembenaran keyakinan teologis bahwa semua nabi mulai dari Adam, Nuh, Abraham hingga Musa dan Yesus beragama Islam. Keyakinan teologis bahwa Adam beragama Islam mempunyai implikasi yang sangat jauh, seperti misalnya, terhadap kota Yerusalem, yang juga harus direbut dan dikuasai serta harus “di-Islam-kan”, karena nabi-nabi yang beragama Islam, yang diutus Tuhan, pernah hidup atau paling tidak pernah singgah di Yerusalem.

Baiklah, berikut ini saya akan memainkan sebuah logika silogisme untuk membuktikan apakah benar Adam beragama Islam. Premis mayor: Islam berarti ketaatan total kepada Tuhan. Premis minor: Adam beragama Islam. Konklusinya: Adam taat secara total kepada Tuhan. Ini adalah logika silogisme, tetapi sebaliknya bagainana dengan logika faktualnya? Benarkan Adam taat mutlak kepada Tuhan?

Fakta Injil (Kej.3) dan fakta Al-Quran Surat Al Araf (QS 7: 21-25) berbicara lain. Adam ternyata lebih taat kepada “nasihat” Iblis daripada taat total kepada Tuhan, penciptanya. Adam membangkang terhadap hukum “Kedaulatan Allah-Ketaatan Manusia” yang dilambangkan dengan Adam mengonsumsi “buah pohon terlarang” di Taman Eden. Dengan demikian, logiskah Adam beragama Islam padahal faktanya Adam melanggar perintah dan larangan Tuhan? Sekiranya ada agama di Taman Eden, yang didirikan berdasarkan nasihat Iblis, maka Adam adalah penganut agalma Iblis.

Dengan mengemukakan logika silogisme dan logika faktual tentang perilaku Adam dan hubungannya dengan Tuhan, sebenarnya saya mau mengatakan bahwa tidak relevan dan tidak penting apa agama Adam. Entah ia beragama Islam, entah beragama Yahudi, atau entah beragama Kristen. Dengan kata lain, Adam tidak beragama apa pun. Jadi, dengan mengatakan bahwa Adam beragama islam, hal itu bisa berkonsekuensi “falasia logika teologis”, alias kesalahan nalar teologis, sehingga menjadi logika bunuh diri fatal. Bila tidak cermat berlogika, maka logika balik menjadi bumerang.

Solusi Rasional-Teologis

Kembali lagi ke soal Palestina dan Israel. Menurut saya, ada dua solusi konflik. Pertama, lebih rasional kalau Palestina melepaskan klaim politis atas Yerusalem, yang ingin dijadikannya sebagai ibu kota negara Palestina merdeka. Karena faktanya, Yerusalem utuh, kota milik YHWH itu, kini telah dikuasai oleh Israel. Cari saja kota lain untuk dijadikan ibu kota negara daripada terus memperbutkan Yerusalem, yang nyatanya kontraproduktif, terutama bagi Palestina sendiri.

Kedua, tiga “bersaudara sepupu iman” Monoteisme-Trinitaris-Abrahamik: Yahudi, Kristen, dan Islam mengadakan “Perjanjian Baru” mengenai Yerusalem sebagai “locus theologicus”, yaitu kota suci di mana situs-situs religius dijaga dan dirawat masing-masing pihak. Hal ini bisa dinegosiasikan dengan pihak pmerintah Israel dan pemerintah Palestina untuk menjamin keamanan dan kelestarian situs-situs relgius milik ketiga agama samawi itu.

Islam menjaga dan merawat dua masjid sucinya yaitu Al Aqsa dan Dome of Roch, Kristen menjaga dan merawat Gereja Makam Suci, dan Yahudi kembali membangung Bait Suci Allah, sesuai dengan amanat Tuhan Yesus dalam wahyu-Nya kepada Rasul Yohanes di Pulau Patmos. Dalam Kitab Wahyu 11: 1-2, Tuhan Yesus meminta agar jangan dilakukan pengukuran bagian luar pelataran Bait Suci Allah, karena telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain.

Dalam konteks ini, yang dimaksudkan dengan bangsa-bangsa lain adalah kaum Muslim dan kaum Kristen dengan situs-situs religius mereka masing-masing yaitu masjid dan gereja. Jadi, sebagaimana YHWH telah bersikap adil terhadap kedua putra Abraham yaitu Ismail dan Ishak dengan memberikan berkat berlimpah kepada keduanya, demikian pula Tuhan Yesus bersikap adil terhadap Islam, Kristen, dan Yahudi, seperti tersirat dalam wahyu-Nya itu. Dengan demikian, tidak ada lagi alasan bagi ketiga bersaudara sepupu iman itu “berkelahi”. Untuk diketahui, Ismail dan Ishak bersama ayah mereka Ibrahim/Abraham adalah “nenek-moyang iman orang Isam dan orang Yahudi-Kristen.

Akan tetapi, bila Palestina dan Israel sama-sama tetap “keras kepala”, maka TUHAN akan menghukum keduanya melalui saling berperang terus-menerus dengan risiko akan terus jatuh banyak korban nyawa manusia dan properti di masing-masing pihak, entah sampai kapan? Sebagai makhluk rasional dan berhati nurani, sebaiknya para pemimpin Israel dan Palestina belajar dari keadilan YHWH dan keadilan Tuhan Yesus, kemudian bertobat, hentikan perang, berdamai dan saling membantu memajukan negeri masing-masing. Baik Israel maupun Palestina harus mmiliki keteguhan tekad dari lubuk hatinya yang paling dalam untuk sama-sama memulai menghentikan perang dan berdamai.***

*Penulis adalah cendekiawan Tana Ai, Flores, NTT.

 

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *