banner 728x250

Bendungan Napun Gete Buka Isolasi Bagi Masyarakat Tana Ai, Situs Budaya Harus Diselamatkan

banner 120x600
banner 468x60

JAKARTA-Tokoh akademisi asal Tana Ai,Dr. Andreas Ande, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden RI ke-6, Bapak H.Ir Joko Widodo, Pemprov NTT, Pemkab Sikka dan Camat Kecamatan Waiblama atas pembangunan Bendungan air Napun Gete, di Desa Ilinmedo, Kecamatan Waiblama,wilayah Tana Ai yang baru saja diresmikan 23 Frebuari 2021 yang lalu.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada masyarakat yang telah merelakan lahan tanahnya untuk pembangunan Bendungan air demi kepentingan masyarakat Kabupaten Sikka yang lebih besar.

banner 325x300

“Disatu pihak,kita merasa rugi dengan kita punya budaya,dan lahan-lahan adat milik warga setempat untuk kepentingan lebih besar,” kata dosen ilmu Sejarah di Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang itu.

Namun, kata peneliti untuk gelar Pahlawan Du’a Toru, seorang perempuan asal Kampung Natarmage, Kecamatan Waiblama, wilayah Tana Ai, bahwa disatu sisi, pembangunan bendungan tersebut telah membuka isolasi keterbelakangan bagi masyarakat di wilayah setempat.

“Jadi, ini kita patut bersyukur dan berbahagia atas perhatian pemerintah pusat maupun daerah yang telah membangun fasilitas umum berupa bendungan air Napun Gete di Desa Ilinmedo, Kecamatan Waiblama, kabupaten Sikka. Masyarakat akan menikmati fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah tersebut. Artinya, dengan pembangunan irigasi tersebut, masyarakat kita diharapkan akan mengalami kemajuan dari ekonomi untuk kesejahteraan,” tegas Ande yang juga masih keturunan dari Uruledu (sekarang) Desa Ilinmedo itu.

Bendungan ini akan membuka isolasi yang selama ini dikeluhkan oleh masyarakat.

“Sebenarnya cukup baik. Di satu pihak harus mengorbankan kita punya tradisi, tetapi dipihak lain, itu membuka peluang untuk untuk saudara-saudara kita di sana keluar untuk keluar dari isolasi keterbelakangan pembangunan maupun pendidikan.”

Hal terpending kata Ande, bahwa situs-situs budaya yang sudah baik dan mapan itu harus kita jaga,dirawat dan lestarikan.

Salah satunya situs makam “Du’a Toru” seorang Pahlawan Perempuan asal Tana Ai, yang dimakamkan di sekitaran pinggir Kali Enakter. makam tersebut sekarang masuk dalam kawasan Bendungan Napun Gete di Waiblama.

Ia berharap, jika memang pemerintah setempat belum menatanya secara baik, maka masyarakat atau tokoh-tokoh adat di wilayah Tana Ai bergotong royong membangun sebuah tugu sederhana sebagai tanda bahwa di tempat tersebut ada Makam seorang pahlawan perempuan yang dengan gigih berjuang melawan penjajahan kolonial Belanda antara tahun 1916-1917.

“Saya kira, pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial selalu punya anggaran untuk pelestarian situs-situs yang sudah ditetapkan sebagai cagar alam. Nah, pemerintah setempat baik itu Kepala Desa atau Camat di Waiblama bisa melakukan pendekatan kepada Dinas terkait untuk kepentingan Pelestarian situs-situs sejarh atau budaya,” ujar ayah dari tiga orang putri,yang salah satu putri sulungnya kini menjadi dosen di Undana,Kupang itu.

Catatan penting lainnya bahwa jika situs-situs tersebut sudah dilestarikan,maka bagaimana caranya supaya bisa memiliki nilai ekonomi. Salah satu contoh di Bali. Semua situs menjadi bernilai ekonomis karena memang mereka memiliki manajemen budaya yang bagus untuk menarik wisatawan datang berkunjung.

“Pesan saya, kepada masyarakat Tana Ai, jika pemerintah sudah mulai membuka isolasi pembangunan tersebut, maka harapanya, masyarakat tidak lagi menjual lahan-lahan tanah di sekitar pinggir jalan maupun perkebunan mereka. Bendungan Napun Gete akan menjadi aset wisata yang besar bagi masyarakat Kabupaten Sikka umumnya dan khusunya Tana Ai.

Karena inilah saatnya untuk kita bisa keluar dari keterisoliran akan pembangunan dan maupun pendidikan serta ekonomi demi kemajuan kita bersama.

“Saya, juga kita masyarakat Tana Ai harus berterima kasih kepada pak Rafael Raga maupun senior-senior lainnya yang telah berjuang maksimal untuk kepentingan masyarakat Kabupaten Sikka selama menjadi Anggota bahkan Ketua DPRD Kabupaten Sikka selama dua periode,” ujarnya.

“Kita harus memberi bukti bahwa kita bisa memberi makan atau manfaat kepada orang banyak,terutama masyarakat di Kota Maumere dan sekitarnya. Iya, kalau soal yang satu ini, masyarakat Tana Ai sejak jaman dahulu sudah membantu mensuplai hasil pangannya kepada masyarakat di bagian tengah Kabupaten Sikka. Nah, dengan adanya Bendungan Napun Gete ini, maka kita harus memberikan yang lebih baik dan lebih besar kemanfaatan sumber daya alam Tana Ai bagi banyak orang,” imbuhnya. **

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *