YOGYAKARTA,SINERGISATU.COM-Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan menunaikan akan menunaikan salat Salat Iduladha 2023 di Jogja. Sesuai keputusan pemerintah, Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah jatuh pada 29 Juni 2023.
Iduladha tahun ini Presiden Jokowi memberikan bantuan sapi kurban ke 38 provinsi di Indonesia. Berat sapi itu beragam mulai dari 900 kg sampai 1,2 ton.
Di antaranya, Jokowi membeli dua ekor sapi asal Kabupaten Sleman, DIY. Salah satunya sapi jenis angus milik Muhammad Badar Kurniawan, warga Kutu Tegal, Sinduadi, Mlati, Sleman,Jogjakarta.
Kepada awak media, Badar menceritakan, bahwa sapi hitam dengan bobot mencapai 1.030 kilogram itu terpilih sebagai hewan kurban Jokowi setelah melewati proses panjang. Sapi ini akan dikurbankan di daerah Tepus, Gunungkidul.
Pada Mei lalu, Badar mendapatkan tawaran dari dokter Puskeswan Sleman untuk menyertakan sapinya dalam seleksi hewan kurban presiden.
“Bu dokter menawarkan sapi saya dijadikan sapi kurban Pak Presiden. Kemudian dilaporkan ke Provinsi, tindak lanjutnya kemudian diuji lab di BBVet Wates. Kemudian keluar uji lab BBVet Wates dinyatakan sehat, kemudian ditawari untuk diajukan ke Pusat,” kata Badar dilansir dari detikjateng,Kamis pekan lalu.
Lanjut Badar, dari situ, kemudian ditindaklanjuti lagi oleh Setneg dan terjadi tawar-menawar harga. Akhirnya, sapi yang diberi nama Black Bos itu dibeli.
“Dari Setneg ditindaklanjuti lagi. Kemudian deal di harga Rp 107,5 juta,” ungkapnya.
Badar melanjutkan, Black Bos sudah dipelihara sejak tiga tahunan. Dulu sapi itu dibeli saat masih berusia 6 bulan. “Saya dulu beli masih pedet, kurang lebih umur 6 bulan. Sekarang ya kurang lebih 3,5 tahun lah,” kisahnya.
“Masih pedhet sekitaran 280 kilogram. Sekarang sudah 1.030 kilogram, perawatan 3 tahun,” sambungnya.
Dikisahkan, bahwa perawatan yang dilakukan yakni dengan memberi makan dua kali sehari. Setelah terpilih jadi salah satu sapi kurban presiden, Badar menyebut ada perawatan khusus. Terutama untuk makanan dan kebersihan kandang selalu diperhatikan agar hewan tidak stres.
“Yang pasti kami rawat seperti biasanya, kami jaga kesehatannya. Jadi ya untuk dari sebelumnya porsinya udah beda, dari porsi makannya, kemudian juga kesehatan kebersihannya kami jaga sampai nanti saatnya dikurbankan,” tutup Badar. **
Farell/Editor : Dese