JAKARTA,SINERGISATU.COM-Pimpinan Pusat Yayasan Kasimo telah menyerahkan dua simbol penting Partai Katolik masa lalu ke Dr. Stefanus Roy Rening, SH, MH. Penyerahan itu terjadi di Kantor Yayasan Kasimo Lt. 9 Unika Atma Jaya, Jakarta, pada 7 Maret 2023 lalu. Penyerahan dilakukan langsung oleh Ketua umum Yayasan Kasimo Pusat Yoseph Belawa Liwun dan disaksikan oleh sejumlah pengurus antara lain Yan Janggun, Purwanto dan Hendrik Purnomo.
Adapun, kedua simbol penting yang diserahkan itu adalah Bendera Partai Katolik yang dibuat pada tahun 1955 dan Dokumen Partai Katolik. Bendera Partai Katolik berwarna dasar kuning dengan logo Rosario dan Dokumen Partai Katolik yang berisi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Katolik Yoseph Belawa Liwun sebagai Ketua Umum Yayasan Kasimo menjelaskan, penyerahan kedua symbol ini sebagai bentuk dukungan kepada Dr. Stefanus Roy Rening, SH, MH.
Diketahui dalam komposisi Yayasan Kasimo, Dr. Stefanus Roy Rening, SH, MH menjabat sebagai Dewan Pembina. Yos Belawa Liwun menilai Stef Roy Rening masih muda dan dinilai pantas untuk meneruskan apa yang menjadi nilai-nilai dan spirit perjuangan dari generasi I.J Kasimo cs pada masa lalu.
Sekjen Yayasan Kasimo Dr. Stefanus Roy menerima Dokumen Partai Katolik yang berisi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Katolik. (Dok.Yayasan Kasimo)
Rekam jejak politik Dr.Roy Rening, ia merupakan inisiator dan deklarator Partai Katolik Demokrat (PKD), peserta pemilu awal reformasi tahun 1999 lalu. Melanjutkan kiprah politik menjadi Ketua Umum DPP PKD setelah Markus Mali, Ketua Umum sebelumnya meninggal. Menyiasati ketentuan peraturan per-UU-an Pemilu, Pa Roy membangun koalisi dengan sejumlah elemen Kristen Protestan membentuk Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI) dan terpilih menjadi Ketua Umum. Di bawah kepemimpinannya, PKDI menjadi peserta Pemilu 2009 lalu.
“Kami menilai Pa Roy Rening harus kami dukung untuk melanjutkan apa sudah diperjuangkan dan diletakan ole generasi tokoh Katolik masa lalu yang lahir dari Rahim Partai Katolik,” katanya.
Tentang Yayasan Kasimo
Yayasan Kasimo berdiri pada tahun 1973, sebagai konsekuensi logis dari adanya kebijakan politik fusi partai politik pada awal Orde Baru. Saat itu dengan kebijakan penyederhanaan partai politik, Partai Katolik harus bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia (PDI) bersama PNI, Parkindo, IPKI dan Murba.
Me-review kembali keputusan Partai Katolik sebelum fusi di tahun 1973, dijelaskan, dalam Rapimnas Partai Katolik saat itu di Wisma Tanah AIR, Cawang, Jaktim (sekarang RS. Budi Asih) memutuskan:
1). Menyetujui dan mendukung sikap DPP Parkat untuk fusi bersama PNI, Parkindo, IPKI dan Murba.
2). Yang difusikan adalah oprasional politik praktis. Masalah inspirasi dan aspirasi khas Katolik dalam semua aspek kehidupan kemsyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan tidak difusikan dan tetap pada orang Katolik sendiri.
3). Untuk itu perlu ada Lembaga yang menangani tugas Partai Katolik yang tidak difusikan yaitu masalah penggodokan inspirasi dan aspirasi Katolik untuk disalurkan organisasi/lembaga yang berkompten sesuai dengan masalahnya.
“Mengenai Lembaga yang dimaksud, kemudian dibentuk Yayasan IJ. KASIMO yang didirikan juni 1973. Dengan catatan, bila situasi memungkinkan akan dihidupkan kembali Partai Katolik. Untuk itu, Lembaga Yayasan IJ. Kasimo merupakan satu kelanjutan dan kesinambungan jalannya perjuangan/pergerakan politik orang Katolik di negeri ini,” tegas Yos Belawa Liwun.
Nama Kasimo diambil dari nama salah satu tokoh penting dari jejak panjang dari perjuangan umat Katolik Indonesia sejak sebelum Sumpah Pemuda 1928, kemerdekaan 1945 dan ikut dalam pemerintahan pada masa Orde Lama dan Orde Baru. Menduduki jabatan Ketua Umum Pertama Partai Katolik dan turut terlibat dalam pemerintahan di Orde Lama hingga awal Orde Baru. IJ. Kasimo saat ini sudah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Sekilas Jejak Sejarah: Dari Partai Katolik ke Yayasan Kasimo
Jejak keterlibatan umat Katolik dalam kehidupan sosial politik dan kemasyarakatan di tanah air sudah dimulai sejak tahun 1913 dengan lahirnya Katolika Wandawa, sebagai ormas awam Katolik pertama yaitu paguyuban orang-orang awam Katolik di Jawa. Disusul tahun 1923 dengan lahirnya Pakempalan Politik Katolik Djawi (ubah nama) dengan Ketua: FS Hariyadi, Sekretaris: Ignatius Joseph Kasimo. Tahun 1930 berubah nama menjadi Perhimpunan Politik Katolik Indonesia dengan Ketua: Ignatius Joseph Kasimo Sekretaris FS Hariyadi.
Tahun 1945 menjadi Partai Katolik Republik Indonesia, dengan Ketua IJ Kasimo Sekretaris Padmo. Tahun 1950, Partai Katolik, Ketua Umum: IJ Kasimo, Sekjen: FX Padmo.
Tahun 1960 – 1964, Ketua Umum: RG Doeriat, Sekjend: VB Saka. Tahun 1964 – 1968, Ketua Umum: Frans Seda, Sekjen Harry Tjan Silalahi. Tahun 1968 – 1973, Ketua Umum: Ben Mang Reng Say, Sekjen FS Wignyosumarsono, Tahun 1973 sampe sekarang diganti dengan nama Yayasan IJ Kasimo.
Pada periode Yayasan Kasimo ini, Ketua Umum pertama dipimpin oleh Ben Mang Reng Say, Sekjen: FS Wignyo Sumarsono. Tahun 1990, Ketua Pembina Ben Reng Say, Ketua Umum: FS Wignyosumarsono, Sekjen Blasius da Lopez. Tahun 1998, Ketua umum: V B Saka, Sekjend: FB Luturmele. Tahun 2004, Ketua Umum: Bart Dula, Sekjend: Paul Fatruan. Tahun 2015 – 2020, Ketua Pembina: Jan B. Lisen Djangun dan Stefanus Roy Rening. Ketua Umum: Joseph Belawa Liwun, Sekjen: Ignasius Satrio. Tahn 2021 – sekarang. Pembina : Jan B. Lisen Janggun, Sekretaris : Stefanus Roy Rening. Ketua Umum Josef Belawa Liwun dan Sekjen: Tuty Doeriat.
Penyerahan bendara partai Katolik di Kantor Yayasan Kasimo di Gedung Kasimo Lt. 9 Unika Atma jaya Jakarta, pada akhir Pebruari 2023. Adapun, tokoh-tokoh Yayasan Kasimo yang hadir dalam kesempatan itu adalah Yan Jangun, Purwanto, Joseph Belawaliwun dan Hendrik. Bersamaan dengan itu, Hendrik Purnomo menyerahkan Bendera Partai katolik dan Buku Dokumen tentang Partai Katolik yang menjadi spirit perjuangan politik bagi orang katolik. Berlangsung 7 Maret 2023. ** Dese Lewuk.